Hai, dengar nyanyian suci di pesisir laut kristal:
Haleluya, Haleluya, puji Allah yang kekal!
Tak terbilang yang bernyanyi, bagai bintang banyaknya,
berpakaian jubah putih, palma dalam tangannya.
Kaum leluhur, nabi, raja, yang menanti Almasih,
rasul, martir dan penginjil yang bersaksi, berjerih,
para pendahulu kita yang berdoa tak lelah,
kini mengagungkan Tuhan, bersyukur padaNya.
Waktu usai kesusahan dibersihkan jubahnya
dalam darah Anak domba, Penebus yang mulia;
dari siksa dan penjara, penghinaan dan pedang,
atas Iblis pun mereka dalam Kristus t’lah menang.
Berpegangkan panji salib laskar jaya dan megah
ikut Dikau, Jurus’lamat, Raja da Panglimanya,
ikut Dikau menderita, riang dan tetap teguh,
ikut Dikau dalam maut, ikut dalam hidupMu.
Kini mulia mereka, kini jalannya cerah,
kini diberi padanya, air hidup yang baka;
kasih kurnia abadai, kebenaran yang teguh
dalam sinar Sang Tritunggal dinikmatinya penuh.
Putra Tunggal Tuhan Allah, Cah’ya dari T’rang kekal,
Pemersatu kawananMu, TubuhMu, Imanuel,
o, curahkan pada kami kepenuhanMu terus,
hingga kami muliakan Bapa, Putra, Roh Kudus.